Memang bagi sebagian orang, mendaki
gunung adalah petualangan sekaligus wisata yang mengasyikkan dan penuh
tantangan. Itulah yang saya alami ketika mendaki beberapa gunung di jawa tengah , jawa timur dan jawa barat dan itu sudah cukup
menjadikan diri ini lebih mengenal alam lebih dekat lagi. Apalagi bila
sudah sampai di puncak gunung, bisa melihat terbitnya sinar mentari di
ufuk timur lalu masuk ke kawahnya, akan menyadari betapa diri ini kecil
sekali bila dibandingkan dengan alam semesta ciptaan Tuhan Yang Maha
Kuasa.
Salah satu
ciptaan Tuhan yang ada di alam ini adalah berdiri dengan kokohnya gunung
yang menancapkan kakinya ke bumi. Terlihat indah lereng gunung dengan
hijaunya tanaman yang tumbuh di punggung gunung. Saat naik gunung
berjalan di jalan setapak yang berliku dan menanjak, kita bisa melihat
di sisi kanan dan kiri jalan yang menanjak, terdapat jurang dalam
menganga terkadang sering tertutup kabut tebal saat mendaki.
Menelusuri lembah dan menembus rimbunnya
hutan pegunungan juga memicu adrenalin dan menjadi tantangan tersendiri
bagi pendaki. Apalagi jika masih ada binatang liar di sekitar jalur
pendakian. Mendaki gunung tidak sekedar menaklukkan puncak tertinggi,
tetapi juga menguji nyali.
Apakah kita kuat berjalan sampai ke
puncak atau putus di tengah jalan lalu balik turun, akan mengukur diri
ini sudah sejauh mana mental kita kuat bertahan jika menghadapi
tantangan dalam perjalanan mendaki gunung. Indonesia memang memiliki
sejumlah gunung yang bisa dijadikan sasaran pendakian, salah satunya
Gunung Sindoro atau Gunung Sumbing.
Kita kembali ke awal alinea postingan ini
yaitu ke wilayah Wonosobo dan Temanggung di Jawa Tengah yang memiliki
dua gunung yang bisa dilihat dari kota Wonosobo, yaitu Gunung Sumbing
dan Sindoro. Kedua gunung itu mendapat sebutan gunung kembar karena
letak geografis keberadaan kedua gunung itu. Lereng kedua gunung ini
dipisahkan oleh jalan raya yang menghubungkan kota kecamatan Parakan dan
Wonosobo. Jika Anda berkendara melawati jalan raya ini saat udara
cerah, maka puncak kedua gunung akan terlihat megah berikut lereng
gunungnya.
Kenapa disebut gunung kembar? Pertama,
lokasi kedua gunung ini berdekatan. Gunung Sindoro berlokasi di sebelah
barat laut Temanggung dan timur laut Wonosobo. Sementara itu Gunung
Sumbing berada di sebelah barat daya Temanggung dan sebelah timur
Wonosobo. Kedua, ketinggian kedua gunung ini tidak jauh berbeda.
Gunung Sindoro memiliki ketinggian
sekitar 3.155 meter dan Gunung Sumbing 3.340 meter. Dari kejauhan kedua
gunung ini terlihat sejajar dan sekilas terlihat serupa. Maka tak heran
jika kedua gunung itu mendapat sebutan gunung kembar karena tingginya
hampir sama. Meskipun layak sama-sama dijadikan area untuk pendakian
gunung, kedua gunung itu memiliki tradisi yang berbeda jika dikaitkan
dengan tradisi masyarakat setempat atas kedua gunung itu.
Pendakian Gunung Sumbing biasanya
dilakukan pada malam 21 bulan Ramadhan, atau disebut malam selikuran.
Selain mendaki gunung, biasanya banyak orang berziarah ke makam Ki Ageng
Makukuhan di pundak Gunung Sumbing. Tokoh ini dipercaya sebagai orang
yang pertama kali menginjakkan kaki di Kedu dan menanam tembakau.
Sementara itu pendakian ke Gunung Sindoro biasanya bertepatan dengan
malam 1 Syura.
Saat kondisi gunung ini dinyatakan aman,
Anda bisa mendaki Gunung Sumbing kapan saja. Saat mendaki gunung akan
disuguhi pemandangan memukau, yaitu perkebunan rakyat yang menanam
tanaman sayuran dan tembakau di lereng gunung. Udara gunung tentu saja
masih sangat bersih, minim polusi dan terasa sejuk. Jika cuaca sedang
baik, saat mendaki Gunung Sumbing akan memakan waktu sekitar 5 jam.
Lain lagi dengan pengalaman seorang rekan
saat mendaki Gunung Sindoro. Saat mendaki akan disuguhi keindahan alam
seperti Telaga Ajaib dan bunga edelweiss yang bertebaran di Gunung
Sindoro. Alam yang masih hijau dengan udara gunung yang sejuk dan dingin
akan menyambut perjalanan pendakian. Jika beruntung saat tiba di puncak
gunung, melihat terbit dan tenggelamnya matahari bisa disaksikan dari
puncak gunung ini.
Bagi pendaki berpengalaman yang sudah
sering mendaki gunung, tentu sudah tahu perbekalan apa yang perlu
dipersiapkan saat ingin mendaki. Tapi tak ada salahnya informasi bagi
calon pendaki perlu juga disosialisasikan. Salah satunya pastikan Anda
telah mengetahui informasi karakteristik gunung yang ingin didaki lebih
dulu.
Banyak bertanya kepada penduduk setempat
tak ada salahnya. Mencermati ada berapa pos pendakian yang bisa
dijadikan tempat istirahat saat berjalan mendaki puncak gunung.
Masyarakat setempat akan dengan senang hati berbagi informasi penting
tentang karakteristik gunung yang tengah didaki, termasuk juga larangan
atau pantangan yang harus dipatuhi saat mendaki. Menyiapkan perbekalan
secukupnya dan tentu saja persiapan fisik yang kuat agar saat mendaki
gunung perjalanan menjadi lancar.
Comments
Post a Comment