jalur pendakian gunung slamet
Gunung Slamet yang memiliki ketinggian 3432 mdpl merupakan Gunung
tertinggi kedua di pulau Jawa Setelah Semeru. Gunung api yang secara
administrasi berada di wilayah Jawa Tengah yang meliputi lima Kabupaten [
Purbalingga, Tegal, Brebes,Banyumas, dan Pemalang] tergolong aktif
dalam kegiatan vulkanismenya tidak seperti gunung gunung lainnya.
Jalur Utama untuk pendakian adalah melalui Bambangan Desa Kutabawa Kec. Karangrejo, Purbalingga. Selain jalur utama tersebut juga masih ada jalur lain yang juga cukup populer seperti via Batu Raden dan Guci. Kami memilih jalur utama Blambangan, selain karena ini yang pertama, kami ke Gunung Slamet karna.kami juga datang dari arah timur jadi lebih dekat tempat tinggal.
Jalur Utama untuk pendakian adalah melalui Bambangan Desa Kutabawa Kec. Karangrejo, Purbalingga. Selain jalur utama tersebut juga masih ada jalur lain yang juga cukup populer seperti via Batu Raden dan Guci. Kami memilih jalur utama Blambangan, selain karena ini yang pertama, kami ke Gunung Slamet karna.kami juga datang dari arah timur jadi lebih dekat tempat tinggal.
Gunung
Slamet (3,432 ) adalah gunung tertinggi di Jawa setelah Gunung Semeru
di Jawa Timur, berbentuk kerucut/Strato serta memiliki kawah yang masih
aktif dan luas. Letusan besar terakhir terjadi pada tanggal 13 juli
1988, yang menimbulkan lidah api dan semburan lava pijar setinggi 300
meter. Gunung Slamet terletak di perbatasan Kabupaten Purbalingga,
Banjarnegara, Banyumas, dan Brebes. Dengan posisi geografis 7°14,30' LS
dan 109°12,30' BT.
Pada awal bulan September 1995, hutan di Gunung Slamet ini mengalami
kebakaran hebat, diperkirakan karena kesalahan manusia, yang
mengakibatkan lenyapnya berbagai tumbuhan dan fauna khas yang masih
tersisa di gunung ini, termasuk tanaman langka Edelwis Jawa yang
merupakan tanaman khas Gunung Slamet. Edelweis Jawa disini, bunganya
putih kekuningan dan tangkai bunganya serupa dengan daun kering yang
panjang, berbeda dengan Edelweis di Gunung Gede-Pangrango yang bunganya
keputih-putihan dan tangkai bunganya berbulu-bulu.
Hutan di kawasan Gunung Slamet, sebagian terdiri dari hutan alam, hutan
alam produksi dan hutan produksi yang dikelola oleh PERHUTANI KPH
Pekalongan Barat dan KPH Banyumas Timur. Pendakian ke Gunung Slamet
cukup berbahaya, karena hutannya masih lebat dan jarang didaki, selama
tahun 1975 - 1994 tercatat 17 orang meninggal di gunung ini, 10 orang
diantaranya meninggal karena hujan salju pada bulan Februari 1992. Suhu
dipuncak Gunung Slamet seringkali mencapai 0°C, karenanya kita harus
menyiapkan fisik, logistik dan perlengkapan untuk mendaki gunung ini.
Untuk mencapai puncak Gunung Slamet, kita bisa melalui beberapa jalur:
dari Utara via Gambuhan-Jurangmangu, dari Selatan via Baturaden-Gunung
Malang, dan Timur via Bobotsari - Bambangan. Jalur yang paling dekat dan
lebih aman, adalah dari Bambangan dan Jurangmangu, yang merupakan jalur
yang dianjurkan, sedangkan jalur Baturaden sebaiknya dihindari karena
banyak ditumbuhi rumput-rumput liar dan medannya terjal serta berbahaya.
Samyang Rangkah
- Jalur Bambangan
Untuk menuju Bambangan (1.470 m.dpl), dari Purwokerto kita naik Bis ke
jurusan Bobotsari Kabupaten Purbalingga. Di Bobotsari kita sebaiknya
melengkapi perbekalan yang masih diperlukan, dan disini tersedia
fasilitas Telpon Interlokal(WARTEL). Dari terminal Bobotsari naik
Primkodes (minibus) menuju Pasar Priatin di Desa Kutabawa Kecamatan
Karangrejo. Dari Priatin kita berjalan sejauh 2,5 km menuju dusun
Bambangan, karena hanya sesekali saja daa truk pengangkut yang melewati
jalan tanah yang lembek dan berbatu ini. Kita juga bisa turun di Dukuh
Penjagan (Serang), 2 km sebelum Priatin dan berjalan ke Bambangan sejauh
2,5 km melewati perladangan. Bila kita dari arah Pemalang, kita naik
Bis jurusan Purwokerto, turun di Karangrejo, pertigaan ke Goa Lawa, dan
naik minibus sejauh 7 km ke Priatin.
Dusun Bambangan merupakan hunian terakhir menuju Gunung Slamet, disini
kita harus mengisi persediaan air, karena sepanjang pendakian, sulit
ditemui mata air, terutama dimusim kemarau. Dusun Bambangan dihuni oleh
kira-kira 900 penduduk, yang mengandalkan kehidupannya dengan bercocok
tanam sayuran.
Di batas Kampung Bambangan, kita akan menjumpai Pondok Pemuda, sebuah
gedung yang besar dan cukup megah yang dibangun Pemerintah Daerah
Purbalingga untuk para pendaki. Setelah melapor ke Pak Mucheri,
pendakian dimulai dari Pondok Pemuda, dimana ada jalan bercabang, yang
kekanan merupakan jalur lama, kita bisa mengambil jalan yang lurus,
karena rute yang baru ini lebih pendek.
Setelah perladangan kita akan memasuki kawasan Hutan PERHUTANI, dimana
kita akan jumpai sebuah tempat berlindung (Shelter). Dari sini kita
mendaki selama 0,5 Km dan akan melewati tempat yang disebut Pondok
Gembirung (2.250 m.dpl) yang merupakan hutan alam, yang banyak ditumbuhi
Pohon Gembirung. Dari sini sejauh 0,5 Km akan dijumpai Pondok Walang
(2.500 m.dpl), berjalan lagi sejauh 0,5 Km kita akan menemui Pondok
Cemara yang disekitarnya banyak ditumbuhi pepohonan Cemara.
Dari Pondok Cemara kita terus mendaki sejauh 1,5 Km menuju Pondok
Samanrantu (2.900 m.dpl) disini ada pondok peristirahatan sederhana.
Diperlukan waktu 4-5 jam untuk mencapai Samarantu dari Bambangan, dan 2
jam lagi untuk mencapai Puncak. Dari Samanrantu perjalanan diteruskan
sejauh 0,3 km menuju Samyang Rangkah yang dimusim hujan ada mata air,
berjalan sejauh 0,6 km lagi melewati Samyang Kendit dan Samyang Jampang
(2.950 m.dpl) kita akan sampai di Samyang Ketebonan (3.000 m.dpl). Di
Samyang Jampang banyak ditumbuhi bunga Edelweis yang sekarang nyaris
punah, dan kita bisa menyaksikan matahari terbit dari tempat ini. Kita
terus naik ke Plawangan (3.250 m.dpl) yang merupakan perbatasan hutan
dan daerah berbatu. Menuju puncak Gunung Slamet masih dibutuhkan waktu 1
jam lagi, melewati batu-batu lahar yang amat sukar, berupa batu lepas
dan tajam, kita harus lebih waspada di daerah ini.
Setelah tiba di puncak akan terlihat hamparan padang lahar yang luas dan
menakjubkan. Kita juga dapat menyaksikan pemandangan yang menakjubkan
ke arah kawah-kawah yang masih aktif, yang dinamakan Segoro Warian dan
Segoro Wedi. Di puncak Gunung Slamet kita juga dapat menyaksikan
panorama yang indah kearah puncak-puncak Gunung Sindoro, Gunung Sumbing
dan Gunung Ciremai juga kearah kota Tegal, Purwokerto, Brebes, dan di
kaki langit membentang Samudra Hindia dan Laut Jawa. Untuk memantau
kondisi vulkanisnya, Puncak Gunung Slamet dilengkapi pemantau gempa yang
datanya ditransmisikan lewat pemancar radio dengan menara antena
setinggi 18 meter.
Pendakian dari Bambangan menuju puncak Gunung Slamet ini memerlukan
waktu sekitar 8 jam, sedangkan untuk turun dibutuhkan waktu sekitar 4
jam. Setelah pendakian kita bisa pergi ke Baturaden yang merupakan
kawasan wisata, dimana tersedia banyak hotel dan penginapan dan
fasilitas wisata lainnya. Di Baturaden kita dapat menikmati panorama
lereng Gunung Slamet dengan amat indah, mandi air pnas dan berenang
dengan biaya murah.
- Jalur Utara via Gambuhan
Jalur utara ini kurang populer dibandingkan jalur Bambangan tetapi jalur
ini sering di gunakan oleh petugas Vulkanologi untuk menuju kawah
Gunung Slamet. Desa Gambuhan (1.000 m.dpl) lebih mudah dicapai dari arah
Tegal. Dari Tegal kita naik Bus jurusan Moga (540 m.dpl) sejauh 64 Km
lewat Pemalang. Dari Moga kita naik minibus ke Desa Gambuhan. Gambuhan
dapat juga dicapai lewat Toewel. Dari Tegal dengan minibus kita menuju
Toewel (850 m.dpl) lewat Bojong. Dari Toewel kita ganti minibus lagi ke
Gambuhan.
Sebaiknya logistik telah dipersiapkan di Toewel atau di Moga. Fasilitas
Telpon Interlokal (Wartel) tersedia di Moga dan di Toewel. Dari Desa
Gambuhan kita berjalan atau naik ojek ke Pos Vulkanologi yang jaraknya
700 meter, untuk mencatatkan diri dan meminta informasi tentang kondisi
Gunung Slamet dan jalur pendakiannya. Disini kita bisa menemui Kepala
Pos Vulkanologi, yang dapat membantu kita pemanduan dan penginapan. Dari
Pos Vulkanologi kita meneruskan perjalanan ke Dusun Karang Sari, Desa
Jurangmangu melintasi jalan desa selama 0,5 jam perjalanan atau dengan
ojek selama 10 menit saja. Mobil hanya bisa mencapai Pos Vulkanologi
saja, dan sementara kita mendaki mobil dapat diparkir di sini.
Pendakian kita mulai dari Dusun Karang Sari (1.050 m. dpl) ini, melewati
Hutan Pinus menuju Pondok Buncis selama 0,5 jam, disini kita bisa
beristirahat dan mengambil air. Dari Pondok Buncis perjalanan memasuki
hutan alam dan Cemara, melewati Pondok Gribig (1.750 m.dpl), selama 1
jam perjalanan. Selanjutnya perjalanan diteruskan selama 1,5 jam ke
Pondok Pakis (2.200 m.dpl). Jalan semakin menanjak, dan kita akan sampai
di Penatus (2.350 m.dpl), setelah perjalanan selama 1 jam dan
diperlukan 1,5 jam lagi untuk mencapai Pondok Gua (3.000 m.dpl).
Perjalanan 1 jam dari Pondok Gua kita sampai di batas pasir sisa letusan
yang dinamakan Samyang Wenang (3.200 m.dpl), melalui rerumputan dan
vegetasi bunga Edelweis Jawa. Perjalanan akan melintasi medan yang
semakin curam, berpasir dan berbatu lepas, yang mengharuskan kita
berhati-hati. Setelah perjalanan 1,5 jam kita sampai di gigir Kawah
(3.400 m.dpl). Diperlukan 0,5 jam lagi untuk menuju Puncak Gunung Slamet
yang terletak diakhir jalur Bambangan, sedangkan total perjalanan ke
puncak 7-8 jam. Untuk kembali ke Gambuhan diperlukan waktu 4-5 jam.
puncak gunung slamet
C A T A T A N
Masalah air perlu mendapat perhatian ekstra, karena di musim kemarau di
Bambangan kadang sulit mendapat air bersih dan sepanjang perjalanan ke
puncak sudah tidak ada lagi mata air sedangkan di jalur Gambuhan
sebaiknya air kita siapkan di Desa Jurangmangu.
Perijinan, Pemanduan & Keadaan Darurat
Jika ingin mendaki Gunung Slamet terlebih dahulu kita meminta ijin di
Perum PERHUTANI Banyumas Timur, Jl. Gatot Subroto 92, Purwokerto (Telp.
0281-96108) dan Polisi setempat (Polsek Serang). Kita juga harus
mendapat Rekomendasi dari Dinas Sosial Politik (Ditsospol) Kabupaten
Banyumas. Dan di Bambangan kita harus laporkan pendakian kita ke Kepala
Dusun, Pak Mucheri, yang juga seorang pemandu gunung yang tangguh.
Comments
Post a Comment